Persoalan utama isu perekenomian adalah bagaimana mengalokasikan
sumber-sumber daya ekonomi. Hal ini dalam rangka menciptakan kedaulatan
dan pemerataan ekonomi seperti yang menjadi cita-cita kita bersama untuk
menghilangkan kesenjangan. Itulah yang menjadi upaya NU selama ini.
Demikian disampaikan oleh H Masduki Baidlowi bersama Tim Rekomendasi Muktamar ke-33 NU terkait kegiatan Pra-Muktamar NU yang berlangsung di Pesantren al-Akbar al-Kautsar, Jl Pelajar Timur No 264 Medan, Sumatera Utara, Sabtu (16/6).
Dalam kegiatan yang bertema ‘Kedaulatan dan Pemerataan Ekonomi (Konsep dan Perundang-Undangan)’ ini, Masduki menerangkan bahwa Indonesia mempunyai syarat untuk menjadi bangsa besar yang maju, sejahtera, dan bermartabat.
“Selain sumber daya alam yang melimpah, Indonesia dihuni sekitar 145 juta penduduk yang mayoritas berusia produktif, menyumbang total PDB sebesar Rp 10, 542.7 triliun pada 2014,” jelas Wakil Sekjen PBNU ini.
Dia melanjutkan, Indonesia dengan segenap potensinya diprediksi akan menjadi The Next Economic Superpowers pada 2030. Pada saat itu, lanjutnya, PDB Indonesia akan menembus 9,3 triliun Dollar Amerika yang akan menjadikannya ke peringkat 5 dunia. Indonesia akan bangkit bersama kekuatan ekonomi Asia lainnya seperti Tiongkok, India, dan Korea Selatan.
“Guna menyongsong kebangkitan ini, jalan baru harus ditempuh dari legacy lama yang di-khittah-kan para founding fathers, yakni pembangunan dari kita, oleh kita, dan untuk seluruh bangsa Indonesia,” tegasnya.
Syarat awal yang harus ditempuh, menurutnya, adalah meluruskan kiblat pembangunan dengan kembali ke khittah ekonomi konstitusi.
“NU sebagai pemegang saham Republik dan sebagai komponen bangsa yang ikut mendirikan dan mempertahankan NKRI menyampaikan keprihatinan keberlangsungan pembangunan di Indonesia melalui berbagai koreksi demi kemaslahatan umat dan bangsa,” tandasnya.
Dalam kegiatan Pra-Muktamar di Medan ini, NU mengadakan seminar dengan menghadirkan para narasumber kompeten di bidang ekonomi pada Ahad (17/5). Narasumber tersebut diantaranya, Marwan Ja’far (Menteri Desa PDTT), Rizal Ramli (mantan Menteri Perekonomian), Ahmad Erani Yustika (Guru Besar Ekonomi Bisnis Universitas Brawijaya), Bambang Prijambodo (Staf Ahli Menteri Bappenas), M Arfin Hamid (Ahli Ekonomi Syariah), dan Ritha F Dalimunte.
Sumber : nu.or.id
Demikian disampaikan oleh H Masduki Baidlowi bersama Tim Rekomendasi Muktamar ke-33 NU terkait kegiatan Pra-Muktamar NU yang berlangsung di Pesantren al-Akbar al-Kautsar, Jl Pelajar Timur No 264 Medan, Sumatera Utara, Sabtu (16/6).
Dalam kegiatan yang bertema ‘Kedaulatan dan Pemerataan Ekonomi (Konsep dan Perundang-Undangan)’ ini, Masduki menerangkan bahwa Indonesia mempunyai syarat untuk menjadi bangsa besar yang maju, sejahtera, dan bermartabat.
“Selain sumber daya alam yang melimpah, Indonesia dihuni sekitar 145 juta penduduk yang mayoritas berusia produktif, menyumbang total PDB sebesar Rp 10, 542.7 triliun pada 2014,” jelas Wakil Sekjen PBNU ini.
Dia melanjutkan, Indonesia dengan segenap potensinya diprediksi akan menjadi The Next Economic Superpowers pada 2030. Pada saat itu, lanjutnya, PDB Indonesia akan menembus 9,3 triliun Dollar Amerika yang akan menjadikannya ke peringkat 5 dunia. Indonesia akan bangkit bersama kekuatan ekonomi Asia lainnya seperti Tiongkok, India, dan Korea Selatan.
“Guna menyongsong kebangkitan ini, jalan baru harus ditempuh dari legacy lama yang di-khittah-kan para founding fathers, yakni pembangunan dari kita, oleh kita, dan untuk seluruh bangsa Indonesia,” tegasnya.
Syarat awal yang harus ditempuh, menurutnya, adalah meluruskan kiblat pembangunan dengan kembali ke khittah ekonomi konstitusi.
“NU sebagai pemegang saham Republik dan sebagai komponen bangsa yang ikut mendirikan dan mempertahankan NKRI menyampaikan keprihatinan keberlangsungan pembangunan di Indonesia melalui berbagai koreksi demi kemaslahatan umat dan bangsa,” tandasnya.
Dalam kegiatan Pra-Muktamar di Medan ini, NU mengadakan seminar dengan menghadirkan para narasumber kompeten di bidang ekonomi pada Ahad (17/5). Narasumber tersebut diantaranya, Marwan Ja’far (Menteri Desa PDTT), Rizal Ramli (mantan Menteri Perekonomian), Ahmad Erani Yustika (Guru Besar Ekonomi Bisnis Universitas Brawijaya), Bambang Prijambodo (Staf Ahli Menteri Bappenas), M Arfin Hamid (Ahli Ekonomi Syariah), dan Ritha F Dalimunte.
Sumber : nu.or.id
Sign up here with your email
Silahkan berkomentar sesuai dengan tema poting di atas ConversionConversion EmoticonEmoticon