Menkominfo didesak selesaikan aturan interkoneksi

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sedang merumuskan aturan baru mengenai tarif interkoneksi. Kabarnya, hal itu masih dalam tahap pengumpulan data dan setelah itu akan dihitung tarif yang baru.
Targetnya awal tahun depan sudah ada pengaturan interkoneksi yang baru. Adanya revisi untuk tarif interkoneksi ini, menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara karena tarif yang sekarang sudah tidak lagi merefleksikan kondisi saat ini dan ke depannya.
Langkah Menkominfo itu pun didukung oleh Indonesia Telecommunications Users Group (IDTUG). IDTUG ini merupakan Kelompok Masyarakat Pengguna Jasa & Sarana Telekomunikasi Indonesia, yang melakukan kegiatan yang berkait dengan advokasi Pengguna Telekomunikasi, yang berafiliasi dengan International Telecommunications Users Group (INTUG) www.intug.org, yang berpusat di Brussels, Belgia.
Menurut Sekertaris Jenderal (Sekjen) IDTUG, Muhammad Jumadi, Menkominfo harus bekerja keras untuk merampungkan soal interkoneksi ini.
"Sesuai dengan moto pemerintah sekarang, kerja, kerja, kerja, maka Menkominfo harus lebih bekerja keras soal aturan tarif interkoneksi ini," ujarnya, Jumat (10/7).
Dia memahami betapa peliknya perumusan pengaturan interkoneksi yang baru. Ada beberapa kendala yang disinyalir membuat aturan tersebut lama dirampungkan. Misalnya saja, kata dia, ada salah satu operator yang enggan menurunkan tarifnya lantaran telah membangun banyak infrastruktur. Nah, persoalan semacam ini harus diputuskan segera.
"Agar semua setuju, regulator harusnya mewajibkan semua operator telekomunikasi membangun infrastrukturnya di seluruh Indonesia. Kalau tidak lisensinya dicabut. Jadi tidak ada lagi perbedaan tarif interkoneksi seperti itu," katanya.
Sebagaimana diketahui, mahalnya tarif interkoneksi antar operator pada akhirnya sangat membebani pengguna karena beban interkoneksi akan ditanggung oleh pengguna melalui tarif off-net yang mahal. Mahalnya tarif off-net dan murahnya tarif on-net menyebabkan tingginya churn rate di masing-masing operator, belum lagi ketidakefisienan dari pengguna sendiri, karena pengguna akan cenderung menggunakan lebih dari satu nomor handphone. Ini juga mengakibatkan tidak efisiennya penggunaan nomor, padahal kita tahu nomor adalah resources yang terbatas.
Tarif on net adalah tarif yang dibebankan pada penggunaan jaringan yang sama. Tarif off net sendiri dibebankan pada penggunaan lintas jaringan, misalnya, antar operator.
"Kami berharap, apabila biaya interkoneksi bisa lebih murah, akan menjadi domino effect ke semua sendi kehidupan. Efisiensi akan terjadi dimana-mana seperti berkurangnya penggunaaan nomor handphone lebih dari satu dan menurunnya churn rate pada masingmasing operator. Jika operator dapat lebih efisien, maka diharapkan juga akan dapat mempercepat pemerataan pembangunan fasilitas telekomunikasi sehingga pilihan bagi pengguna akan semakin beragam," ujarnya. (Skn)
Previous
Next Post »

Silahkan berkomentar sesuai dengan tema poting di atas ConversionConversion EmoticonEmoticon