Cegah Kontroversi, DPR Berharap Sidang Isbat Lebaran Tertutup

Ketua Komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay berharap sidang isbat penentuan 1 Syawal 1436 H sebagai hari raya Idul Fitri kembali dilakukan tertutup sebagaimana saat menentukan 1 Ramadhan 1436 H sebagai awal bulan Ramadan.
"Sidang isbat sudah baik. Sesuatu yang sudah baik mestinya dipertahankan. Biarlah sidang isbat tersebut menjadi konsumsi para ulama yang mengikuti sidang tersebut," ujarnya, Jumat (10/7/2015).
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, pelaksanaan sidang isbat mesti dipertahankan tertutup karena terbukti lebih kondusif dalam menjaga ukhuwah. Pada sidang isbat sebelumnya, tidak terdengar adanya perdebatan atau kontroversi.
Menurut Saleh, alasan sidang isbat perlu dilakukan secara terbuka sebagai edukasi bagi masyarakat dinilai tidak tepat. Sebab, sidang isbat yang terbuka selama ini justru kerap menyisakan debat kusir yang tidak berujung.
"Sidang isbat terbuka akan mempertontonkan klaim kebenaran masing-masing pihak. Mereka yang menggunakan metode rukyah, akan mempertahankan argumennya. Begitu pula yang mendukung metode hisab, tentu merasa argumennya paling betul," tuturnya.
Saleh berpendapat, selama kedua metode itu memiliki dalil aqli dan naqli yang kuat, kedua-duanya mesti dipersepsi setara. Tidak boleh ada pendapat yang mengatakan bahwa yang satu lebih benar dan lebih baik dari yang lain.
Dalam teori ilmiah, kata Saleh, suatu teori hanya bisa digugurkan jika ditemukan teori baru yang terbukti lebih benar dan lebih fungsional. Itu yang disebut sebagai metode falsifikasi dalam filsafat ilmu.
"Selama ini kedua metode, baik rukyah maupun hisab, dinilai sama-sama baik dan benar. Kalaupun ada yang menilai salah satu lebih baik, itu hanyalah klaim kebenaran. Klaim kebenaran tidak selamanya dapat dianggap lebih baik dan lebih benar," katanya. (Ina)
Previous
Next Post »

Silahkan berkomentar sesuai dengan tema poting di atas ConversionConversion EmoticonEmoticon