Ritual Jamasan, wasiat Sunan Kalijaga bersihkan benda pusaka

Jika di makam Sunan Muria ada ritual Guyang Chekatak saat musim kemarau tiba dan di makam Sunan Kudus ada ritual Dhandangan menjelang Ramadan. Maka di Kompleks Makam Sunan Kalijaga ritual yang paling terkenal adalah ritual Jamasan.

Ritual Jamasan ini berlangsung pada Hari Raya Idul Adha atau yang dikenal masyarakat Jawa hari Bodho besar. Dalam ritual ini, dua jenis senjata andalan dari Sunan Kalijaga berupa Wesi Kuning (besi kuning) dan Rompi Ontokusumo dibersihkan.

"Pagi sembahyang (salat) Ied di masjid. Diteruskan jam 09.00 WIBJamasanJamasan pusaka besi aji, Kyai Tjrubuk. Yang satunya Rompi Ontokusumo. Selama saya sesepuh tidak penuh baju tapi rompi," tegas pengelola Makam Sunan Kalijaga Panembahan Rahmad di rumahnya Kadilangu, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Prosesi upacara Jamasan ini dihadiri oleh keturunan Sunan Kalijaga, baik yang ada di Keraton Solo, Keraton Yogyakarta maupun dari Surabaya.

"Dalam prosesi ritual, ada acara menerima minyak jamas dari Keraton Solo Pakubuwono. Minyak jamas ini terdiri dari minyak melati keraton, minyak kelapa dan minyak cendono," jelas Rahmad.

Kebiasaan membersihkan pusaka ini merupakan wasiat dari beberapa guru dan Sunan Kalijaga. Salah satu gurunya adalah adik iparnya sendiri, Empu Supo sang resi pembuat senjata atau pusaka di masa Sunan Kalijaga. 

"Membersihkan pusaka karena memelihara pusaka kita. Sejak dulu leluhur pusaka kita begitu harus begitu. Disucikan setiap hari Ahad (Minggu),"jelasnya.

Saat ritual, ratusan peziarah makam Sunan Kalijaga berbondong-bondong mendatangi makam. R Prayitno, juru kunci Makam Sunan Kalijaga, mengungkapkan selain acara Jamasan, beberapa peziarah juga membeludak menjelang puasa dan hari-hari tertentu, seperti malam Jumat Kliwon. 

"Ribuan peziarah banyak sekali. Kemarin pagi tembus 20 ribu. Hari ini 2 ribu. Itu hari Minggu. Jumat Kliwon. Sampai susah berdesak-desakan kalau masuk. Terakhir sebanyak 5.890 menjelang puasa, ungkapnya.

Para pengunjung juga antusias menantikan waktu-waktu tertentu dibukanya makam atau cungkup Sunan Kalijaga. "Puncaknya Kliwon sebulan tiga kali. Pon, Pahing, Kliwon. Jumatan buka lagi baik malam maupun siang dan sore. Kalau pengunjung menjelang Ramadan paling ramai sekali," pungkas R Prayitno. (Skn)
Previous
Next Post »

Silahkan berkomentar sesuai dengan tema poting di atas ConversionConversion EmoticonEmoticon