"Saya punya bayangan daerah-daerah seperti Sebatik ini mestinya dijadikan otorita seperti Batam. Ini potensial, ini katanya hanya 15 menit lo ke Tawau, Malaysia," ujar Khofifah di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, Sabtu (2/5/2015).
Batam dapat berubah seperti saat ini karena tangan dingin Presiden RI ke-3, BJ Habibie. "Batam jadi free trade area terlebih dahulu meski pun enggak pernah lahir payung hukumnya tapi de facto Batam free trade area," terangnya.
Lanjutnya, ketika Batam menjadi free trade area, beberapa industri masuk di pulau tersebut. Kemudian munculah real estate dan lokasi industri-industri punya ruang dengan berbagai previlege-previlege tertentu.
"Kalau di sini (Pulau Sebatik) itu kan sawit, jadi di sini harus ada pabrik pengolahan sawit jadi hulu hilir disiapkan di sini. Kalau hanya memasarkan ke Tawau, kan Tawau bisa mempermainkan harga," jelasnya.
Khofifah menilai apabila ingin membangun perusahaan sawit di Sebatik, perlu ada opsi menjual sawit ke tempat lain selain ke Tawau. Namun, apabila dijual ke tempat lain diperkirakan ongkos akan lebih mahal.
"Yang terdekat jual ke Tawau, kalau tidak ada opsi buyer, pasti buyernya bisa mempermainkan harga. Itu hukum alamnya kayak gitu," ungkapnya.
Menurutnya, untuk membangun Sebatik, dimulailah dengan otorita terlebih dahulu, setelah itu baru dibangun sistem pemerintahan.
"Kalau dibangun melalui pemerintahan administratif duluan, aturannya banyak sekali, ya birokrasi kan memang aturannya begitu, kalau dia melampaui dari garis-garis itu ya salah," terang Khofifah.
"Perasaanku ini marketnya bakal gede, itu baru konsep industrialisasinya. Yang penting lagi adalah gulanya menjadi disini bukan diseberang (Malaysia), kalau gula di sini semutnya ke sini, tidak ke seberang," tutupnya. (Sumber : Detik.com)
Sign up here with your email
Silahkan berkomentar sesuai dengan tema poting di atas ConversionConversion EmoticonEmoticon